Jakarta – Wakil Ketua MPR Rusdi Kirana mengungkapkan Fraksi PKB MPR RI sudah memiliki gagasan buat mengembalikan nama baik Presiden K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur lewat pencabutan Ketetapan atau Tap MPR Nomor II/MPR/2001 wacana Pertanggungjawaban Kepala Negara K.H. Abdurrahman Wahid.
Atas proposal Fraksi PKB MPR RI, MPR pun resmi mencabut Ketetapan (Tap) MPR Nomor II Tahun 2001 dalam Sidang Paripurna MPR Akhir Masa Jabatan 2019-2024 pada 25 September 2024. Tap MPR Nomor II Tahun 2001 tersebut perihal pemberhentian K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dari jabatannya selaku Kepala Negara RI. Melalui keputusannya, MPR memastikan kedudukan aturan Tap MPR No. II/MPR/2001 tidak berlaku lagi.
“Fraksi PKB MPR RI sudah memiliki gagasan buat mengembalikan nama baik Gus Dur yang diberhentikan dari jabatannya selaku Presiden pada di ketika itu dengan banyak sekali tuduhan yg hingga di saat ini tak terbukti. Selanjutnya PKB mulai selalu memperjuangkan Gus Dur buat bisa dikukuhkan selaku Pahlawan Nasional. Walaupun sesungguhnya dalam hati kami, tergolong aku, Gus Dur sudah Pahlawan Nasional,” kata Rusdi dalam keterangannya, Sabtu (14/12/2024).
| Baca juga: Cak Imin Dorong Gus Dur Makara Pahlawan Nasional |
Hal ini disampaikannya dalam Silaturahmi Kebangsaan ‘Mengenang Guru Bangsa Gus Dur’ di Ruang Delegasi, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (13/12) malam.
Dalam peluang itu, Rusdi menceritakan pengalaman berkesan di saat pertama kali berjumpa Gus Dur.
“Secara eksklusif saya mempunyai pengalaman yang sungguh berkesan di saat berjumpa pertama kali dengan Gus Dur pada tahun 2004. Saat itu saya minta dikenalkan dengan Gus Dur. Hari itu aku diajak menemui Gus Dur di Solo,” tuturnya.
“Tujuan berjumpa Gus Dur yakni buat mengucapkan terima kasih alasannya yakni lewat Gus Dur, kita yg selama ini merayakan Tahun Baru Imlek secara tersembunyi bisa merayakannya secara terbuka. Itulah tujuan aku berjumpa dengan Gus Dur,” sambungnya.
Rusdi mengaku selaku ‘korban’ orang yg paling mencicipi usaha yg dijalankan Gus Dur.
“Saya menjadi ‘korban’ Gus Dur, yakni korban dari usaha yg dijalankan oleh Gus Dur dalam mengamalkan Pancasila sehingga saya menjadi salah satu minoritas yang mencicipi kenikmatan persaudaraan di negeri kami yg tercinta,” ucapnya.
| Baca juga: Romo Magnis Kenang Gus Dur: Muslim yang Terbuka dengan Agama Lain |
Ad interim itu Ketua Generik PKB Muhaimin Iskandar mengajak segala pihak buat merawat kebhinekaan, keragaman, persaudaraan, kemanusiaan, dan persatuan Indonesia. “Ini mesti terus diperjuangkan biar terwujud dalam segala faktor kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya.
Menurut Muhaimin, penduduk Indonesia di saat ini telah menikmati banyak sekali keadaan yang ialah hasil perjuangan dan pengorbanan yang telah dijalankan Gus Dur buat bangsa Indonesia.
“Saya dan DPP PKB yakni salah sesuatu yang ingin selalu melanjutkan apa yg menjadi spirit dan semangat usaha Gus Dur,” imbuhnya.
Pria yg bersahabat disapa Cak Imin ini menambahkan, PKB bareng MPR sudah meneguhkan kembali bahwa Gus Dur tidak pernah mengerjakan kesalahan konstitusional dalam memimpin pemerintahan.
“Justru Gus Dur telah sukses menenteng bangsa kita betul-betul menjadi bangsa yg berdaulat sesuai dengan konstitusi kita,” tegasnya.
“Maka saatnya di kawasan ini pula, saya dengan BERANI dan kami segala menginisiasi buat merekomendasikan Gus Dur menjadi Pahlawan Nasional gampang-mudahan tidak usang lagi terwujud untuk bangsa kami. Meskipun Gus Dur tak memerlukan itu, tapi bangsa ini memerlukan sosok Gus Dur untuk terus menjadi persepsi gres kita semua, menjadi spirit buat meneruskan dan menenteng impian Gus Dur, yakni perdamaian dan keadilan buat segala rakyat Indonesia,” sambungnya.
| Baca juga: Beri Motivasi Kader Muda PKB, Waka MPR Tekankan Komitmen & Disiplin Waktu |
Sebagai keterangan, silaturahmi Kebangsaan ‘Mengenang Guru Bangsa Gus Dur’ memperlihatkan pembicara Romo Magnis (Imam Katolik), Xs Budi S. Tanuwibowo (Ketua Generik DPP Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia/Matakin), Wisnu Bawa Tenaya (Ketua Generik Parisada Hindu Dharma Indonesia/PHDI), Gus Nuril (Mantan Panglima Pasukan Berani Mati masa Gus Dur), Y.M Bhikku Dhammasubho Mahathera (Kepala Wisma Sangha Theravada Indonesia), Wahyu Muryadi (Kepala Biro Protokol Istana Kepresidenan semasa Gus Dur menjadi Presiden periode 1999-2001), Nadya Alfi Roihana (Wakil Ketua Harian DPP PKB), Min Mirajudin Sahid, Shd (Ketua Generik Amir Nasional JAI).
Turut hadir pada aktivitas ini, antara yang lain Ketua Fraksi PKB Dewan Perwakilan Rakyat, Jazilul Fawaid, Ketua Fraksi PKB MPR Neng Eem Marhamah, Lorens Manuputty (Ketua Umum DPP BERANI/Badan Persaudaraan Antar Iman).
Di selesai acara, DPP BERANI bareng tokoh penduduk dan tokoh lintas agama menandatangani Rekomendasi Pahlawan Nasional bagi Guru Bangsa Gus Dur yang berisi proposal terhadap Pemerintah RI mealui MPR RI buat mengangkat K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur selaku Pahlawan Nasional. Rekomendasi itu kemudian diserahkan terhadap Wakil Ketua MPR Rusdi Kirana.
