Jakarta –
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan pembangunan 80.000 Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di seluruh kawasan di Indonesia. Ditargetkan pada final bulan Juni 2025 proses tata kelola dan kelembagaan kopdes rampung.
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mengatakan, pihaknya di sekarang ini terus menggeber antisipasi tata kelola dari kopdes tersebut. Proses pembangunan kopdes ini terus berlangsung dan akan dijalankan secara bertahap.
“Nanti pembangunannya niscaya butuh waktu kan, emang bikin martabak? Tumplek jadi? Kan harus dievaluasi, dilihat tanahnya gimana, lokasi gimana, gedungnya gimana. Perlu waktu, niscaya bertahap,” kata Budi, dijumpai di Kantor Kemenko Pangan Jakarta Pusat, Kamis (10/4/2025).
Pembangunan 80.000 kopdes ini selaras dengan penerbitan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 wacana Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Inpres ini sudah diteken Prabowo sejak 27 Maret lalu.
Ditargetkan, proses tata kelola dan legal kelembagaan sanggup berakhir pada final Juni 2025. Dengan demikian, pembangunan Kopdes Merah Putih di tiap-tiap tempat juga sanggup secepatnya dimulai.
“Pembentukan itu kan artinya kelembagaannya. Belum bangunannya, belum fisiknya. Kaprikornus sasaran dari tim ini merupakan dalam waktu yang singkat, secepatnya Kita melakukan konsolidasi. Nanti 80 ribu pembentukan Kopdes Merah Putih itu sudah sanggup terwujud,” ujarnya.
| Baca juga: Prabowo Mau Bikin 80 Ribu Koperasi Merah Putih, Butuh Modal Rp 400 T |
“Ibaratnya akta-nya ia gimana mau dibangun, gimana mau ada tunjangan jikalau secara legal belum ada. Kaprikornus targetnya final Juni, secepatnya seluruh 80 ribu pembentukan Kopdes Merah Putih itu sudah terbentuk di seluruh Indonesia,” sambungnya.
Budi menambahkan, di sekarang ini total sudah ada sekitar 32 ribu desa yang sudah mempunyai koperasi dan ada sekitar 52 ribu desa yang tak mempunyai koperasi. Saat ini, pihaknya tengah melakukan kajian untuk kemungkinan transformasi dari koperasi yang sudah ada.
Modal permulaan untuk pembentukan kopdes ini diperkirakan meraih Rp 5 miliar per unit. Budi sendiri belum sanggup menentukan dari mana sumber pendanaannya nanti, apakah dari APBN, APBD, atau sumber lainnya. Hal ini akan dibahas lebih lanjut oleh Kementerian Keuangan.
Di segi lain, Kopdes Merah Putih ini nantinya dirancang juga sanggup dioperasikan selaku koperasi simpan pinjam. Namun fungsi ini akan dibahas lebih lanjut oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN.
Nantinya, juga akan ada pendampingan dan pembinaan dari perbankan biar pengelolaan lebih profesional dan tidak terjadi gagal bayar.
“Nanti misalnya bank menolong pelatihan, ngawal keuangannya, pinjamannya kan ada ke himbara dan sebagainya. Tapi bukan saya yang ngomong jikalau itu. (Biar tidak terjadi gagal bayar?) Karena makannya kan ada pendampingan,” ujar Budi.
