
Denpasar – Advisor Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Indra Gunawan Sutarto membeberkan realisasi penanaman modal di Bali pada 2024 meraih Rp 28,1 triliun atau melebihi target sebesar Rp 16,23 triliun. Hal itu ia sampaikan dalam program Balinomics di kantor Perwakilan BI Bali, Selasa (25/2/2025).
Indra mengungkapkan investasi eksklusif atau foreign direct investment di Bali mengalir ke sektor perhotelan, restoran, tempat industri, dan perkantoran. Adapun, penanam modal utama yang menanamkan modal di Bali berasal dari Prancis dan Rusia.
Baca juga: Demo Ribuan Driver Pariwisata Berujung Ketegangan di DPRD Bali |
“Guna memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, upaya untuk terus mendorong diversifikasi sumber investasi dengan memukau perhatian penanam modal dari Uni Emirat Arab, India, dan negara yang lain perlu dilakukan,” ungkap Indra lewat keterangan tertulisnya, Rabu (26/2/2025).
Indra menerangkan upaya tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam melakukan hilirisasi dan memajukan pesona investasi di sektor-sektor strategis. BI, ia berujar, berusaha mempertahankan stabilitas ekonomi Bali dengan aneka macam langkah strategis. Termasuk dalam pemenuhan keperluan duit rupiah menjelang periode hari besar keagamaan nasional (HBKN).
“Upaya ini diwujudkan lewat penyediaan layanan kas yang optimal, edukasi terhadap penduduk tentang cinta, bangga, paham rupiah. Serta distribusi duit yang merata untuk mempertahankan kelangsungan transaksi ekonomi di Bali,” ujarnya.
Dalam peluang itu, Indra juga membeberkan imbas kebijakan proteksionisme Amerika Serikat (AS) terhadap perekonomian di dalam negeri. Menurutnya, ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi akhir dinamika kebijakan AS tersebut.
Ia menyebut kebijakan proteksionisme AS juga mempunyai efek terhadap apresiasi dolar AS dan berkurangnya fatwa modal ke negara-negara berkembang, tergolong Indonesia. Indra menerangkan BI terus memperkuat seni administrasi operasi moneter pro-market demi memukau lebih banyak investasi portofolio abnormal dan mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca juga: Taksi Air Resmi Beroperasi di Pelabuhan Benoa, Permudah Akses Wisatawan |
“Di tengah tantangan global, nilai tukar rupiah tetap stabil. Didukung oleh kebijakan stabilisasi yang dipraktekkan Bank Indonesia serta berlanjutnya fatwa modal abnormal ke instrumen keuangan domestik,” kata Indra.
“Optimalisasi instrumen keuangan menyerupai Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sekuritas Utang Valas Bank Indonesia (SUVBI) menjadi langkah strategis untuk memajukan pesona pasar keuangan domestik,” pungkasnya.