Kupang –
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait mengungkapkan pemerintah menyiapkan sekitar 2.700 rumah untuk para pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pembangunan secepatnya dijalankan jikalau sejumlah faktor telah siap. Seperti izin kehutanan, infrastruktur, keamanan, serta faktor geologi.
“Kami mulai siapkan hingga 2.700 rumah. Bahkan penyiapan dan pengerjaan materi baku pembangunan mulai memaksimalkan sumber daya yang ada di sekeliling penduduk di Flores Timur. Dengan demikian, sekaligus mulai menawarkan lapangan kerja bagi penduduk sekitar atau penyintas,” terperinci Maruarar seusai meeting tingkat menteri (RTM), dalam siaran pers yg diterima detikBali, Kamis (21/11/2024).
| Baca juga: 90 Persen Pengungsi Gunung Lewotobi Pilih Relokasi Terpusat |
Kedap tingkat menteri itu berjalan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) dan dipimpin oleh Menko PMK Pratikno.
Menurutnya, dikala ini jumlah pengungsi yg terpusat di posko-posko pengungsian sudah berkurang. Sebagian besar telah mengungsi secara mandiri.
“Jumlah pengungsi terpusat sudah mengalami penurunan, sedangkan yang lebih banyak yaitu pengungsi berdikari yang bergabung ke sanak keluarga di sekitar,” kata Pratikno.
Untuk mengantisipasi demam isu hujan, beliau melanjutkan, pemerintah secepatnya membangun residensial sementara buat pengungsi. Hunian sementara dibangun serempak dengan merencanakan proses relokasi dan pembangunan residensial tetap.
“Kami menentukan bahwa semua rencana, mulai dari renovasi rumah hingga pembangunan residensial tetap berjalan secara bersamaan, dengan cara itu kami akan bisa menunjukkan layanan yg bagus bagi penduduk terdampak,” terperinci Pratikno.
Ad interim itu, Penjabat (Pj) Gubernur NTT Andriko Noto Susanto mengungkapkan dalam meeting tersebut juga dibahas perihal pertentangan akhir sengketa tanah budbahasa di Kecamatan Adonara Barat, Flores Timur.
“Ini yaitu upaya-upaya dan bentuk tanggung jawab serta resposn cepat pemerintah, baik sentra dan tempat bagi konsentrasi dalam percepatan penanganan erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki dan juga pertentangan sosial yg terjadi di Flores Timur,” ujar Andriko.
“Kami terus berupaya semaksimal mungkin memperlihatkan pelayanan dan penanganan yg terbaik bagi para korban erupsi Gunung Lewotobi dan juga pertentangan sosial di Adonara, sehingga seluruhnya berangsur pulih,” pungkas Andriko.
Rapat tingkat menteri itu juga didatangi oleh sejumlah menteri. Ada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nusron Wahid, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, Menteri Lingkungan Hayati Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Kemudian, ada Kepala BNPB Suharyanto, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti, Wakil Menko Polkam Lodewijk Freidrich Paulus, hingga Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priono.
| Baca juga: Pengungsi Erupsi Lewotobi Bingung Bayar Cicilan Bank Rp 15 Juta per Bulan |
