Pasuruan –
Peternak sapi di Pasuruan mencampakkan susu hasil panen. Hal itu dijalankan alasannya yakni adanya pembatasan jumlah pengantaran susu ke industri pembuatan susu. Industri juga lebih menetapkan memakai susu impor dari pada susu dalam negeri.
Peternak dan juga pengepul susu yang berasal Pasuruan Bayu Aji Handayanto berharap pihak pemerintah sanggup menampilkan kendali terhadap nasib peternak dan pengepul susu sapi. Bayu juga berharap panen susu dari penduduk sanggup menjadi pertimbangan utama.
| Baca juga: Ini Alasan Peternak Sapi di Pasuruan Buang Susu Hasil Panen |
“Selama ini, memang kendali dari pemerintah kurang. Kran impor pun dibuka dan tak ada pajak buat susu itu, jadi mereka sanggup bebas sedang impor,” ujar Bayu terhadap
Bayu berharap produk susu dalam negeri asal dari peternak sanggup lebih diutamakan. Sebab, ini menyangkut harkat hidup keperluan banyak orang.
| Baca juga: Restriksi Pengiriman ke Industri di Balik Peternak Pasuruan Buang Susu |
“Kalau mau komitmen, tolong janji dalam negeri dijalankan. Jangan produk impor dijalankan tetapi akhirnya dijual di Indonesia. Masyarakat kalian sanggup apa, kan gitu. Intinya, hasil panen susu dari penduduk diutamakan lalu aja,” terang Bayu.
“Kalau kendala harga dan yang lain sebagainya dengan industri sanggup dinegosiasi. Kalau industri merasa harga penduduk kalah dengan impor kan sanggup didiskusikan. Apalagi, penduduk peternak sapi perah hingga kini juga masih jalan,” tandas Bayu.
“Kejadian buang-buang susu terjadi di seluruh Jawa. Saya ada videonya lengkap semua, sampai sekarang teman-teman saling berkoordinasi, namun sampai hari ini tidak ada yang berani speak up. Karena hubungannya dengan program susu gratis digembor-gemborkan terus,” ujar salah satu peternak sekaligus pengepul susu asal Pasuruan Bayu Aji Handayanto
Bayu menyebut negara saat ini seolah-olah sedang mengalami kekurangan susu. Namun faktanya, jika memang kekurangan seharusnya masyarakat kecil sebagai peternak tidak sampai membuang-buang susu.
“Ini menjadi isu hangat, ketika pemerintah gencar-gencarnya menggalakkan sektor pangan daging, susu dan padi. Justru ini berbanding terbalik dengan realitanya yang malah membuang-buang susu,” terang Bayu.
“Pengepul susu ada koordinasi melalui WA. Katakanlah saya menjual di pabrik A, dan teman saya menjual di pabrik B. Nah kita ini mengalami kendala yang sama, sudah dua bulan ini dan rata-rata sudah buang susu. Mereka (peternak) bersedia mengirimkan video-videonya dan sudah saya terima,” tambahnya.
