
Jakarta –
Wakil Ketua Komisi VI dewan perwakilan rakyat RI M. Sarmuji menggelar pembinaan literasi keuangan untuk UMKM Kediri. Pelatihan ini dijalankan dalam rangka mendukung UMKM tempat naik kelas.
“UMKM mesti naik kelas. Kalau kini masih selaku buatan jamu rumahan, sepuluh tahun ke depan mesti sudah punya pabrik jamu. Kalau kini gres punya produk makanan ringan elok kecil-kecilan, lima tahun lagi mesti punya pabrik kue. Kalau kini jual kopi, sepuluh tahun lagi mesti punya pabrik kopi,” ujar Sarmuji dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/9/2023).
Sarmuji menyampaikan dikala ini banyak UMKM yang berhenti berproduksi, bahkan bertumbangan alasannya merupakan permasalahan administrasi keuangan.
“Masih menjadi hal biasa di saat UMKM mulai berkembang tetapi belum diikuti dengan wawasan keuangan kesudahannya antara keuangan kerja keras dan keuangan di luar kerja keras bercampur. Untuk itu administrasi tata kelola risiko keuangan juga mulai dipikirkan. Kuncinya merupakan memiliki literasi keuangan,” katanya.
Baca juga: Konflik Rempang, Sarmuji Dorong Dialog Ulang untuk Temukan Solusi |
Dalam acara ini, Ketua Keluarga Alumni Universitas Jember (KAUJE) ini juga mengimbau para pegiat UMKM untuk mulai mempergunakan dunia digital untuk perluasan usahanya.
“Saya memiliki kawan, istrinya ekspor cendol dawet hingga ke Hongkong. Di masa digital kini seluruhnya serba mungkin. Pecel Blitar kini sudah hingga Taiwan, Hongkong, Timur Tengah dan lain-lain. Demikian juga batik eco printing juga sudah banyak di jual di luar negeri. Karena itu UMKM jangan kecil hati,” jelasnya.
Sebagai wakil rakyat, Ketua DPD Golkar Jawa Timur ini menyampaikan akan terus mengerjakan pendampingan-pendampingan terhadap UMKM di Jawa Timur.
“Saya berharap tahun depan, ada yang ketemu saya. ‘Alhamdulillah, setelah ikut pembinaan literasi keuangan, kerja keras saya makin berkembang’ Kita dapat sebesar apa yang kita mau,” ungkap Sarmuji.
Salah satu pemilik UMKM snack dan minuman herbal dari Malang Keliek mengapresiasi atas digelarnya pembinaan ini. Ia menyampaikan bahan yang diberikan begitu berharga bagi para pelaku UMKM.
“Dengan adanya pembinaan ini kami dapat mengenali kapan kerja keras mulai dapat ditingkatkan kapasitasnya dan alat ukurnya apa saja. Pelatihan ini juga memperbesar insight eksklusif kami untuk dapat mendeteksi valuasi kekayaan serta kapan mesti mulai mencari investor, mengerjakan hutang dan lain sebagainya. Semoga dapat kami terapkan dan kerja keras kami kian meningkat dan naik level,” pungkasnya.
Sebagai informasi, pembinaan ini mendatangkan narasumber nasional dan regional di antaranya Financial Training Ligwina Hananto; Kepala BI Kanwil Kediri Choirur Rofiq; dan Pemilik outlet rausan Martabak Hawai Rahman Setiadi.