Hiroshima, Jepang – Peringatan 76 tahun peristiwa tragis bom atom yang menghancurkan Hiroshima berlangsung dengan suasana sunyi dan khidmat pada 6 Agustus 2021. Acara tersebut diadakan di Memorial Peace Park, yang menjadi saksi bisu dari kehancuran akibat serangan bom atom pada tahun 1945. Meskipun peringatan ini biasanya dihadiri oleh ribuan orang, tahun ini acara tersebut dibatasi untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Upacara Peringatan yang Terbatas
Peringatan tahun ini dihadiri oleh sejumlah kecil pejabat pemerintah, survivor, dan anggota keluarga korban. Walaupun jumlah peserta terbatas, momen haru tetap terasa saat mereka mengheningkan cipta untuk mengenang lebih dari 140.000 jiwa yang hilang akibat serangan tersebut. “Kami datang untuk mengenang mereka yang telah pergi dan berharap agar tragedi ini tidak terulang lagi,” ungkap Kazumi Matsui, Wali Kota Hiroshima, dalam sambutannya.
Matsui juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap keadaan dunia saat ini, di mana ketegangan dan konflik masih sering terjadi. “Kami harus terus berjuang untuk perdamaian dan menolak senjata nuklir,” tambahnya. Pesan tersebut sangat relevan, mengingat ketegangan geopolitik yang meningkat di berbagai belahan dunia. 
Menghadapi Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 memberi dampak signifikan terhadap peringatan tahun ini. Sejumlah kegiatan yang biasanya digelar, seperti pawai damai dan pertunjukan seni, dibatalkan demi kesehatan dan keselamatan publik. Meski demikian, pemerintah setempat tetap melaksanakan acara kunci dengan protokol kesehatan yang ketat. “Kami ingin memastikan bahwa peringatan ini tetap berlangsung, meskipun dalam kondisi yang tidak biasa,” kata seorang penyelenggara.
Acara diadakan secara hybrid dengan siaran langsung yang memungkinkan masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti peringatan tersebut secara virtual. Hal ini menjadi solusi untuk menjangkau lebih banyak orang meski tidak semua dapat hadir secara fisik. “Kami ingin memastikan bahwa pesan perdamaian dan pengetahuan tentang tragedi ini tetap tersampaikan,” tambah penyelenggara.
Kenangan Para Survivor
Para survivor, atau yang dikenal sebagai hibakusha, juga berbagi kisah mereka dalam peringatan ini. Mereka mengenang pengalaman mengerikan saat bom dijatuhkan dan dampak yang ditimbulkannya. “Saya ingin generasi mendatang memahami betapa mengerikannya perang dan pentingnya menjaga perdamaian,” ungkap seorang survivor yang kini berusia 90 tahun.
Cerita-cerita mereka menjadi pengingat kuat tentang dampak mengerikan dari senjata nuklir dan pentingnya upaya untuk mencegah penggunaan senjata tersebut di masa depan. “Setiap tahun, kita harus mengingat dan belajar dari sejarah agar tidak terulang kembali,” tambahnya.
Pesan Perdamaian untuk Masa Depan
Peringatan tahun ini, meskipun dalam suasana yang lebih sunyi, tetap mengedepankan pesan penting tentang perdamaian dan kerja sama. Dalam pidatonya, Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, yang turut berpartisipasi secara virtual, menekankan pentingnya kolaborasi global untuk mengatasi tantangan bersama. “Dunia harus bersatu untuk menghadapi ancaman bersama, baik itu senjata nuklir atau pandemi,” ujarnya.
Guterres juga mengajak semua negara untuk berkomitmen dalam upaya pengurangan senjata nuklir. “Kita tidak boleh melupakan pelajaran dari sejarah. Hanya dengan mengedepankan dialog dan kerja sama kita dapat menciptakan dunia yang lebih aman,” tambahnya.
Kesimpulan
Peringatan 76 tahun bom atom Hiroshima berlangsung dalam suasana sunyi, tetapi tetap menyampaikan pesan yang kuat tentang perdamaian dan pentingnya mengingat sejarah. Di tengah pandemi COVID-19, acara ini berhasil menciptakan momen refleksi yang mendalam bagi semua yang terlibat, baik secara fisik maupun virtual.
Dengan harapan agar tragedi serupa tidak lagi terjadi, masyarakat Hiroshima dan dunia terus berjuang untuk perdamaian. Melalui pengingat seperti ini, kita diingatkan akan tanggung jawab kolektif untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dan aman bagi generasi mendatang. Keberlanjutan dari upaya ini akan menjadi warisan penting bagi dunia.
