Hawaii, AS – Penenggelaman kapal amfibi USS Durham menandai berakhirnya latihan militer RIMPAC 2020, yang berlangsung di perairan Hawaii. Latihan ini diikuti oleh angkatan laut dari berbagai negara dan menjadi salah satu latihan maritim terbesar di dunia.
Latar Belakang RIMPAC 2020
RIMPAC, atau Rim of the Pacific Exercise, merupakan latihan militer dua tahunan yang melibatkan angkatan laut dari negara-negara di kawasan Pasifik. RIMPAC 2020 diadakan selama beberapa minggu dengan tujuan meningkatkan kerjasama dan interoperabilitas antar angkatan laut. Meskipun pandemi COVID-19 membatasi beberapa aspek, latihan ini tetap dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Aksi penenggelaman USS Durham sebagai bagian dari latihan menekankan fokus pada pengujian kemampuan tempur dan strategi baru. Kapal tersebut, yang telah beroperasi selama lebih dari 30 tahun, diakhiri masa dinasnya dengan cara dramatis ini. 
Proses Penenggelaman
Penenggelaman USS Durham dilakukan melalui serangkaian simulasi pertempuran yang melibatkan berbagai jenis senjata. Tim dari Angkatan Laut AS dan negara-negara peserta lainnya berkolaborasi dalam proses ini. Dengan menggunakan torpedo dan serangan udara, USS Durham tenggelam di lokasi yang telah ditentukan, memberikan kesempatan bagi peserta untuk menguji taktik dan respons mereka.
Kepala Angkatan Laut AS, Laksamana John Aquilino, menyatakan, “Penenggelaman kapal ini menunjukkan kemampuan kami dalam mengelola sumber daya dan beradaptasi dengan situasi di lapangan.” Pernyataan ini mencerminkan pentingnya latihan dalam meningkatkan efektivitas operasional angkatan laut.
Reaksi dari Negara Peserta
Setelah penenggelaman, negara-negara peserta RIMPAC 2020 memberikan respons positif terhadap pelaksanaan latihan. Banyak negara mengakui bahwa meskipun terdapat tantangan akibat pandemi, latihan ini berhasil mencapai tujuan utamanya. Angkatan Laut Australia, misalnya, menyebut latihan ini sebagai kesempatan berharga untuk belajar dan berbagi pengalaman dengan sekutu.
Kaptain Angkatan Laut Australia, Sarah Johnson, menjelaskan, “Latihan ini memperkuat kerjasama antar negara dan meningkatkan kemampuan kami dalam menghadapi tantangan bersama.” Hal ini menunjukkan bahwa RIMPAC tidak hanya fokus pada aspek militer, tetapi juga pada diplomasi dan hubungan internasional.
Tantangan dan Pembelajaran
Meskipun RIMPAC 2020 berhasil dilaksanakan, tantangan tetap ada, terutama terkait dengan adaptasi terhadap protokol kesehatan. Beberapa negara harus membatasi jumlah personel yang dikirimkan, yang mempengaruhi skala latihan. Namun, pihak penyelenggara berhasil mengatasi masalah tersebut dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi komunikasi untuk memastikan koordinasi yang efektif.
Pakar militer, Dr. Emily Roberts, menyatakan, “Adaptasi yang dilakukan dalam RIMPAC 2020 menunjukkan fleksibilitas angkatan laut dalam menghadapi situasi yang tidak terduga.” Ini menunjukkan bahwa meskipun ada rintangan, latihan tetap dapat memberikan manfaat yang signifikan.
Kesimpulan
Penenggelaman kapal amfibi USS Durham menutup RIMPAC 2020 dengan sukses dan menegaskan komitmen negara-negara peserta untuk bekerja sama dalam menjaga keamanan regional. Latihan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan tempur, tetapi juga memperkuat hubungan antar negara. Keberhasilan RIMPAC 2020 menunjukkan bahwa kolaborasi internasional tetap penting, bahkan dalam menghadapi tantangan global seperti pandemi. Dengan pengalaman yang diperoleh, angkatan laut dari berbagai negara dapat lebih siap menghadapi situasi yang mungkin muncul di masa depan. RIMPAC 2020 telah memperlihatkan bahwa persahabatan dan kerjasama adalah kunci untuk menjaga stabilitas di kawasan Pasifik.
